pemakaman Sang Mursyid

pemakaman Sang Mursyid

Jumat, 22 Oktober 2010

layang kangen

Kepada Calon Istriku...

Assalamu'alaikum Wr. Wb....

Apa kabar calon istriku? Hope u well and do take care... Allah selalu bersama kita.

Calon Istriku...
Masihkah menungguku.. .? Hmm... menunggu, menanti atau what everlah yang sejenis
dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu... hanya sedikit orang yang
menganggapnya sebagai hal yang “istimewa”. Dan bagiku, menunggu adalah hal
istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari
menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat. Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya, melihat fenomena
kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah
terlewati. Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran
kosong. Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari “dunia lain” masuk
ke jiwa. Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu. Percayalah bahwa tak selamanya
sendiri itu perih. Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif. Mumpung waktu kita
masih banyak luang. Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga. Jadi waktu kita
untuk mencerahkan ummat lebih banyak. Karena permasalahan ummat saat ini pun
makin banyak.


Karenanya wahai bidadari dunia...
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang. Bukan ku tak ingin, bukan ku tak
mau, bukan ku menunda. Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian
rumit. Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa
negeri ini 'Krisis Akhlak'. Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini. Meski saat ini hidup
untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit. Namun seperti seorang ustadz pernah
mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan. Memberi di saat
kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik. Bahwa kita belumlah hidup jika
kita hanya hidup untuk diri sendiri.


Calon Istriku...
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu. Aku akan datang, tapi mungkin tidak
sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. Hatiku pun
melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati tak mampu
kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan. Karang asaku
tiada ' kan terkikis dari panjang jalan perjuangan hanya karena sebuah kegelisahan. Lebih
baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan. Keputusan besar untuk datang
kepadamu.


Calon Istriku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu. Percayalah
padaNYA, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir.
Yakinlah “saat itu” pasti ' kan tiba. Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu. Karena kecantikan hati dan iman yang dicari. Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu.
Karena aura keimananlah yang utama. Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga.
Merasuk dan menembus relung jiwa.


Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya
demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa
hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur
dalam waktu sekian hari.
Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil. Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua
yang kita inginkan dalam hidup. Pasrahkan inginmu sedalam kalbu pada tahajjud
malammu. Bariskan harapmu sepenuh rindumu pada istikharah di shalat malammu.
Pulanglah padaNYA, ke dalam pelukanNYA. Jika memang kau tak sempat bertemu
diriku, sungguh itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci. Dan kau terpilih menjadi
ainul mardhiyah di jannahNYA.


Calon Istriku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik. Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk
kita. Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang merenda hari esok seperti
yang kita harapkan nantinya. Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita
kita.


Calon istriku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua. Saat kita akan
disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau di sana ? Lelahkah kau
menungguku berkelana, lelahkah menungguku kau di sana ? Bisa bertahankah kau di
sana ? tetap bertahanlah kau di sana . Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum
manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu.
Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...


Calon istriku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir. Hatiku terasa kelu dengan
derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang. Cinta
membuat hati terasa terpotong-potong. Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku
berpendar mencari bintang yang datang. Bila memang kau pilihkan aku tunggu sampai
aku datang.


Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat. Dan mendo'akanmu agar kau selalu
sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya. Aku tak pernah berharap kau ' kan
merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini. Hanya dengan rasa rinduku padamu,
kupertahankan hidup. Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti
kutelusuri hidup ini. Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi.
Akulah orang yang ' kan selalu mengagumi, mengawasimu, menjagamu dan
mencintaimu.


Calon Istriku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu, hanya bisa merindukanmu. Dan tetaplah berharap,
terus berharap. Berharap aku ' kan segera datang. Jangan pernah berhenti berharap.
Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup.
Bila kau jadi istriku kelak, jangan pernah berhenti memilikiku dan mencintaiku hingga
ujung waktu. Tunjukkan padaku kau ' kan selalu mencintaiku. Hanya engkau yang aku
harap. Telah lama kuharap hadirmu di sini. Meski sulit harus kudapatkan. Jika tidak
kudapat di dunia, ' kan kukejar sang ainul mardhiyah yang menanti di syurga.

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat, aku takut mungkin diriku terlalu liar
bagimu. Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku, pelarian perasaanku
dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku. Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti
apa yang akan ku hadapi dan apa yang harus kucari dalam hidup.

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini untuk dirimu yang selalu bijaksana. Aku
goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona. Memahamiku dan
mencintaiku apa adanya. Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku. Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki
(Dewi Khayalan - Daun Band)

Ya Allah... ringankanlah, kerinduan yang mendera. Kupanjatkan sepotong doa setiap
waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku.
Ya Allah... ampuni segala kesilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami. Beri
kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah
RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya
sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan.

Wassalamu'alaikum.

Penuh Cinta Selalu Untuk Selamanya

Ustadz’e nglangak

Minggu, 03 Oktober 2010

orang alim


Orang Alim
“Dulu waktu saya mengaji, setiap saya menanyakan suatu masalah kepada guru saya, jawabannya juga selalu: ‘cari di kitab ini, cari di kitab itu‘. Ketahuilah, wahai Novel, tidak disebut orang alim kalau setiap mendapat pertanyaan ia selalu menjawab: ‘menurut saya begini begini …‘, tetapi orang alim adalah orang yang mampu menjawab suatu permasalahan dengan menukil pendapat para ulama salaf lengkap dengan kitab rujukannya.” – [Pesanan almarhum Habib Anis bin 'Alwi bin 'Ali al-Habsyi kepada Ustaz Novel @ Naufal bin Muhammad al-'Aydrus].

Zaman ini
Mudah dan gampang sekali
Orang mengeluarkan pandangan dan pendapat sendiri
Berhubung hukum – hakam agama suci
Hafal satu dua ayat dan hadits Junjungan Nabi
Fatwa dikeluarkan tanpa mengerti
Usul dan kaedah fiqh yang dipegangi
Fatwa pandangan pendapat ulama sejati
Tidak dihirau tidak dipeduli
Bahkan tidak diketahui
Bila ditanyai awam Syafi’i
Dijawab dengan pandangan Hanbali
Lalu pening kepala si Syafi’i
Kerna jawaban dengan amalan sehari-hari tidak selari
Aqwal mu’tamad, dhoif dan qawi
Sudah tidak dibezakan lagi
Inilah akibat bila malas mengaji
Karya ulama yang habis umurnya menggali
Kitab suci dan hadits Junjungan Nabi
Setakat menghafal kitab suci
Belum jadi ulama berilmu tinggi
Juga bukan ukuran taqwa sejati
Lihat si Hajjaj anak Yusuf ats-Tsaqafi
Dada dipenuhi kandungan kitab suci
Sholat jemaah dia kepalai
Sayyidi Ibnu Umar di belakang mengikuti
Malang anak Yusuf ats-Tsaqafi
Bukan ketaqwaan bertakhta di hati
Tapi kezaliman yang meratai
Hauskan darah umat Junjungan Nabi
Kepada Allah kita pohoni
Agar diperolehi ketaqwaan sejati
Tunduk patuh mentaati
Titah perintah Ilahi Rabbi
Berpandukan ajaran Junjungan Nabi
Yang diterima daripada ulama sejati
Bukan sekadar baca terjemah tafsir sendiri
Yang ilmunya cetek sekali
Jika ditimbang tak sampai barang sekati
Atau hanya ikut suka hati
Nanti bila mati barulah sedarkan diri
Apalah gunanya lagi

Moga Allah sentiasa merahmati Habibna Anis al-Habsyi ….al-Fatihah.