pemakaman Sang Mursyid

pemakaman Sang Mursyid

Rabu, 23 Desember 2009

Duduk Di Ayat Kursi

Duduk Di Ayat Kursi


Jabatan apa yang paling saya dan anda idamkan ? Kalau saya seorang musisi maka akan meniti karir menjadi eksekutif produser atau komposer. Kalau anda seorang kutu buku pasti menginginkan jabatan kecendekiawanan. Seorang politikus pasti mengincar jabatan presiden. Karyawan ya pasti ingin meraih jajaran direksi. Pebisnis tentu ingin menjadi fund manager handal atau pemegang ribuan lot blue chip.

Seorang santri pun menginginkan kenyamanan keustadzan atau kekiayian. Karena menurut kita semua di situlah tempat duduk ternyaman dengan segala kepemilikan eksistensinya. Tapi ternyaman versi apakah gerangan ? nyaman di lidah, nyaman di telinga, nyaman di mata, nyaman di angan-angan, atau sekedar nyaman di pantat di mana kita duduk di kursi itu ?

Dalam Ayat Kursi ( 2 : 255 ) Allah dengan sombong dan otoriter menunjukkan jabatan diri sebagai sosok tunggal eksistensi keilmuan beserta kedudukannya sebagai pemilik seluruh isi langit bumi. Namun dengan sombong pula ternyata kita juga menolak kekuasaanNya dengan cara yang paling linear bertahap dan samar. Mau bukti ?

Pertama ketika kesadaran ruh Ilahiah tersentuh maka spontan kita pasti menjawab Iya, semua milik Allah, seluruh isi langit bumi tak dapat disangkal ! tak terkecuali ! Quran kok dibantah ! kita ini punya apa ! dengan gagahnya kita menjawab. Tapi ketika pertanyaan itu berlanjut menukik tajam, benarkah...? yuk kita uji realitasnya... handphone yang di sebelah kananmu berarti milik siapa ? sedikit gagap kita masih bisa menjawab bahwa ini titipan Allah sebagai kamuflase perasaan memiliki yang mulai muncul....ketika pertanyaan itu berlanjut ...pinjam handphone titipannya ya buat pesan makanan ( maksudnya dijual untuk beli makanan ), secepat kilat kesadaran itu turun pada kesadaran ketubuhan ...lho enak aja ! ini milikku, ini perangkat kerjaku, ini modal intelektual statusku, ini kebutuhanku....

Lalu milik Allah yang mana dong bila setiap orang menganggap gunung, air, tambang, hutan, frekwensi udara, dan segala pernik bumi itu milik pribadi-pribadi ? Semenit yang lalu kita dengan gagah menjawab bahwa semua milikNya tapi dengan pertanyaan sesederhana itu tiba tiba semua berubah menjadi milikku dan ku ku lain yang masih berlapis-lapis.

Lho tapi kan.....tapi ini...tapi itu.....tapi inu...tapi iti...jutaan alasan yang keluar hanya sekedar membolak-balik kata tanpa pernah merubah makna. Aha... ternyata kata " tetapi" memang senjata terhebat sepanjang sejarah hubungan manusia dengan Tuhannya. Kata ini bagaikan perwakilan kata kesaksian penyangkalan iblis terhadap Adam. Api menolak tanah. Sesuatu yang berkobar menolak yang diam. Obor penerang jalan menolak landasan tempat berjalan.
Lalu bagaimana mendudukkan perkara ini biar nggak bikin bingung ? memang gampang - gampang susah persis seperti menyuruh berhenti merokok bagi seorang perokok berat. Seakan akan tanpa rokok dunia kiamat. Mungkin butuh terapi, mungkin butuh denda dan penjara, mungkin butuh hipnotis, atau mungkin butuh baca buku " Bagaimana cara menghentikan kebiasaan merokok ". Semua sah -sah saja.

Tapi ternyata ada cara lain yang lebih mudah dan cepat yaitu berhenti saja mulai detik ini ! nggak usah nawar ! inilah cara yang nggak perlu cara namun efektif. Cara yang nggak perlu cara itu dinamakan niat. Dengan niat kita akan dituntun dan diarahkan untuk menjadi bisa menperoleh segalanya tanpa perasaan memiliki. Kata Rasul niat itu letaknya dalam hati. Tapi hati itu yang mana ? jantungkah ? liver kah ? atau daging dada menthok yang seperti dadanya ayam ini ?

Ternyata yang seputar dada itu sekedar starter pemicu penghubung dari hati yang lebur di alam semesta yang merasuki segala frekwensi, lapisan alam, pusat atom dan inti cahaya. Oleh sebab itu dalam pelajaran tarikh disebutkan sewaktu kecil rasul "dioperasi" oleh malaikat lalu dibelah dadanya, bukan di belah batok tengkoraknya.

Dari jalur ini segala kemengertian masuk baru kemudian mengalir menuju kepala memberi info tentang tugas akan dijadikan apa diri kita di dunia ini. Ia menjadi pembanding dan pengendali budi atas segala tangkapan indera. Namun yang seringkali terjadi, pada perjalanannya indera dengan berbekal tangkapan -tangkapan dari luar diri atau disebut "dunia " merasa percaya diri mulai menggusur peranan ilmu budi atau akhlak ini. Terjadilah kudeta di mana sang indera menguasai seluruh otak dan memenjarakan akhlak menjadi terkucil, kemudian biasa disebut dengan hati kecil nurani.

Dalam keterpenjaraannya, sang nurani terus berteriak lantang walaupun hanya terdengar sayup-sayup oleh sang tubuh.

Dari kudeta inilah orang ingin bereksistensi diri untuk menduduki jabatan atau kursi yang diinginkannya dengan cara diluar akhlak budi dan tak sesuai dengan tugasnya. Kacau deh...akhirnya yang pedagang jadi pendakwah, yang pendakwah jadi politikus, yang politikus jadi pelawak, yang pelawak jadi panutan. Dan karena kelihaiannya, semua orang tersihir yakin akan hal itu.

Juga nggak perlu heran seumpama saya mempunyai referensi agama seperpustakaan lalu tiba -tiba dengan segala keilmuan mengklaim satu-satunya kebenaran, ingin berkuasa, mengawasi sana - sini, curiga kepada manusia lain, sebab, mungkin sebenarnya tugas saya di dunia ini hanya jadi satpam yang memang dibekali insting menyidik, bukan kyai atau ustadz yang dibekali sifat merawat, menyantuni dan berendah hati.

Hei...terus gimana dong kok panjang amir keterangannya...mendudukkannya itu lho...yang penting mendudukkannya...biar nggak tambah rumit...
Lho.. ya langsung aja duduk dalam ayat Kursi...
Maksud loh... !
Iya...langsung duduk duk dan bersiaplah !
Siap apa ?

Orang yang duduk dalam Ayat Kursi harus siap kehilangan eksistensi diri, deeksistensi, fana...tak punya apa -apa. Kata Arek Malang talarem ( bahasa balikan sekenanya dari kata melarat ).
Gawat ajaran apalagi nih...fatal ! eskapisme ya...hilang dong karir gue...

Bbb..bbukan begitu.... Allah itu dengan tegas dan baik -baik kan sudah mbisiki kita bahwa kemuliaan dan keagungan itu milikNya doang, kesombongan itu pakaianNya doang, selain sifat itu silahkan pakai...lha tapi kenyataannya dalam keseharian kita ini lebih sering membusanakan diri dengan kedua sifat pakaian itu. Jadinya ya mirip doang...nggak bisa benar -benar agung dan mulia.

Dengan mencuri sifat itu kita jadi ingin memiliki kandungan bumi langit dengan segala cara. Kita memantas -mantaskan dan mematut diri bahwa kitalah yang berhak mengatur dan memiliki. Padahal seakan -akan dalam ayat Kursi Allah menantang " Kalau kamu ingin sifat itu, coba dulu sifatKu yang lain... "

Dalam "intro" ayat Kursi betapa Allah menunjukkan sifat ngeladeni mahluk terus menerus tidak ngantuk tidak tidur dan pada endingnya tidak ada keberatan secuilpun dalam pemeliharaannya. Wuihh..kalau kita waras berfikir, ternyata kita nggak sanggup untuk tidak tidur dan tidak repot... maka terkaparlah kita di kefanaan itu, fakirlah diri kita, super minderlah diri kita dihadapan kesegalaanNya, nggak ada apa -apanya dengan pengakuan sesungguh-sungguhnya sampai seakan-akan isi otak ini meleleh hancur karena tak kuat menyaksikan kerja Allah yang begitu dahsyat...

Ampun Gusti....wong saya ini sekedar kepingin niru secuil laku Muhammad sang rasul yang begitu perhatian tanpa kenal lelah meladeni segenap mahluk masih jauh dari mirip kok ya terkadang kesusu kepingin menjadi pemimpin umat...Ya Allah berilah kerendahan hati agar tetap jadi makmum yang lurus -lurus saja...karena Engkaulah sejatinya Sang Pemimpin.

Ketika duduk di kefanaan itu dengan sungguh - sungguh biasanya kita akan diperjalankan Allah menuju jabatan dan kedudukan yang benar -benar sesuai dengan kemampuan diri sehingga jabatan itu tak lagi mengandung unsur pengakuan kepemilikan dan ngrepoti dalam arti yang sesungguhnya - bukan sebatas filosofi pikiran atau sekedar pernyataan. Kita akan merasa pede dan enjoy bila ternyata Allah lah yang menyematkan jabatan itu.

Sekali lagi bayangkan.. Allah sendiri yang memberi kedudukan itu dan rasakan kenyamanannya.... Ketakjuban itu jauh melebihi perolehan jabatan menteri hasil dari resuffle kabinet atau jabatan seorang presiden sekalipun. . Dalam wilayah ini memang diciptakan untuk pemenuhan segala kebutuhan setiap manusia dalam menjalankan proses kekhalifahannya. Di sinilah tempat bergelimangnya harta ghaib pengetahuan sejati yang tak akan hilang walau dirampok rezim terganas.

Di wilayah ini orang tidak lagi ribut mengenal kasta golongan petani , pedagang , pejabat atau ulama. Karena mereka yang bertempat di wilayah ini otomatis akan memperoleh seluruh ilmu dari empat lapisan kasta tersebut tanpa butuh sebuah eksistensi pengakuan diri dari luar. Inilah sistem Islam, tak ada kasta ! memerdekakan !

Orang -orang ini tak lagi berebut posisi sebab telah tersadar bahwa jabatan - jabatan beserta pernik ilmu pengetahuannya sekedar jalur -jalur yang ditempatkan dalam diri masing -masing kekhalifahan manusia untuk mengenal Tuhannya. Akhirnya masalahnya menjadi sangat sederhana sekali, kenal atau tidak. Tak lebih.

Ada cara mudah sekali dalam penggunaan ayat Kursi untuk mentransfer ilmu ghaib itu ke dalam diri ( wuih..kayak dukun, sekedar bercanda ) agar keseharian lebih rileks dan dibukakan pengetahuan serta kemengertian akan posisi diri. Awalnya mungkin butuh menyentuh tengah dada dengan jari, kurang lebih yang sejajar persis dengan ketiak. Niatkan kepada Allah ingin mengetahui apa saja yang ingin diketahui atau dibutuhkan. Lalu nikmati saja niat itu bersama Allah semampu waktu yang anda punya...perlahan setelah itu entah sekedip mata, semenit kemudian, sejam, sehari, sebulan atau setahun InsyaAllah apa yang diinginkan datang tanpa harus dengan memeras otak dan keringat secara berlebihan. Cepat dan tidak datangnya keinginan itu biasanya tergantung kesungguhan niat itu sendiri.

Namun sialnya seperti pengalaman saya pribadi, lagi enak -enaknya menyentuh dada...eehhh tiba -tiba nggak tahu kenapa tangan ini kok reflek berpindah menyentuh jidat...plak...lalu memegang pantat...plok...kemudian muncul kebiasaan pikiran liar itu." Plak ! waduh...sudah tanggal tua... plok !...isi dompet nipis....plak ! kerjaan belum kelar...plok ! jatuh tempo.hutang semakin dekat ...

Wahai mahluk yang bernama ekonomi... ! kenapa engkau selalu menggangggu kekhusyukanku... ! Aku pun plak plok plak plok lari bagai kuda mengejar rejeki dengan kacamata hitam yang hanya bisa melihat lurus ke depan...terserah Sang Sais mengendali kuda supaya baik jalannya...

plok...! auww...! cemeti itu menampar pantatku lagi....

Wassalam, semoga bermanfaat

Senin, 21 Desember 2009

NAFSU dan EGO Pribadi

Masing-masing dari diri kita memiliki ” kehendak dan peran “ dalam kehidupan untuk menjadi manusia yang hebat dan penuh keagungan. Karena manusia diciptakan dengan potensi keistimewaan memiliki kecerdasan, bakat, ketrampilan dan hati nurani, yang dapat membawa manusia pada keberhasilan dan keagungan. Namun manusia juga dilengkapi dengan nafsu atau ego pribadi. Yaitu, nafsu pada kehidupan dunia. Oleh karena itu, untuk memenuhi keinginan ego dan nafsunya pribadinya, sesungguhnya Tuhan telah menyediakan aturan “rules” atau ketentuan-ketentuan melalui Qalam-Nya yang sudah terhampar memenuhi Jagad Raya ini. Ketentuan inilah yang harus diteladani, ditaati oleh manusia sebagaimana yang kita lihat dan baca di Alam Semesta ini.

Kebanyakan manusia sadar atau tidak sadar seringkali terjebak memperturutkan ” nafsu dan ego pribadi “ untuk dunia semata, dengan mengabaikan “rules” yang telah dicontohkan oleh Alam. Mereka sibuk memenuhi keinginan memiliki kursi jabatan, pangkat, predikat atau kedudukan yang tinggi, dan lain sebagainya. Semua yang diinginkannya berusaha untuk dia dapatkan, bahkan terkadang tanpa memperhatikan lagi suara hati Nuraninya. Mereka merasa hebat dan berhasil dalam kehidupannya kalau sudah memiliki itu semua. Itulah ego manusia yang dikendalikan nafsunya. Inilah yang mengakibatkan terjadinya banyak penyelewengan, penyimpangan, korupsi, penyalah gunaan kekuasaan dan lain sebagainya. Karena pada hakikatnya nafsu itu tidak akan pernah merasa puas. Nafsu menggiring manusia untuk selalu merengkuh dan meraih sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Sifat pengejaran nafsu tak terkendali inilah yang kebanyakan MENYENGSARAKAN dan MEMENJARAKAN manusia.

Ego pribadi dalam tataran yang wajar sebenarnya akan menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri “self-esteem” dan memiliki kepercayaan diri ” self-confidence’. Keduanya merupakan faktor positif dalam meningkatkan kualitas pribadi setiap individu menjadi lebih tinggi. Namun, kalau keduanya berlebihan dalam diri kita, itu akan berubah menjadi kebanggaan “pride” yang sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara kebanggan dan kesombongan ini sangatlah tipis sekali. Ketika berubah menjadi kesombongan, maka akan melahirkan ego pribadi yang merugikan diri kita sendiri. Akan melahirkan nafsu dunia yang dapat menyesatkan. Disinilah kita perlu hati-hati dalam menyikapi ego dan nafsu sang diri.

Kesalahan dalam mengelola hati nurani seringkali mengakibatkan manusia terjebak dalam kehidupan dengan hati yang buta dan mati.

Sungguh sengsara mereka yang hidupnya tanpa diterangi cahaya hati nurani ini. Bagaikan orang yang buta mata indranya, sehingga tidak dapat melihat apa yang ada di depannya. Memiliki hati nurani yang buta tertutup oleh ego pribadi, berarti mereka yang tidak dapat melihat arah kehidupannya kedepan dengan jernih dan tajam. Mereka menjalani kehidupan dengan dikendalikan nafsu dan ego pribadinya kepada dunia yang berlebihan.

Mereka yang nuraninya tertutup, hidupnya menjadi penuh prasangka negatif yang terkadang malah bisa mendorong kita untuk berbuat diluar kendali. Dan, biasanya menjurus kepada perbuatan atau tindakan yang bisa merugikan orang lain. Hati nurani yang dikalahkan oleh nafsu dan ego pribadi mengendalikan pikiran seseorang menjadi buta. Hari-harinya menjadi tidak nyaman, pikirannya menjadi keruh, penuh dengan prasangka negatif. Waktu demi waktu yang dilalui sering kali diwarnai kondisi kegelisahan hati. Hati dan pikirannya sangat dikendalikan oleh nafsu duniawi, sehingga hidup menjadi sangat melelahkan. Mengejar sesuatu yang seolah-olah tidak ada hentinya, tidak ada habisnya dan merasa serba kekurangan.

Ma'asyirol muslimin semua, marilah kita bertanya kembali kedalam diri pribadi masing-masing, apakah selama ini tanpa sadar atau dengan kesadaran kita telah dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadi untuk kepentingan dunia semata ? Apakah selama ini sadar atau tanpa kita sadari kita telah terjebak dalam rutinitas kehidupan yang membutakan hati nurani ? Apakah selama ini kita sudah mendengarkan suara hati kita, ataukah kita cenderung mengabaikan suara hati demi meraih tujuan kehidupan dunia ?

Bagaimana agar diri kita dapat menghidupkan hati nurani sehingga mampu mengendalikan nafsu dan ego pribadi ?. Adakah poro Sanak kadang yang sudah dapat menghidupkan NURANI nya…??. Silahkan berbagi dengan yang lain di sini. Yang penting TANPA saling MENYALAHKAN dan MENYESATKAN apalagi MENGKAFIRKAN…

Jauh dan dekatnya perjalanan


Jauh dan Dekat-Nya Perjalanan



Menundukkan kepala kebawah, adalah merupakan lalu-lintas perjalanan dunia dan akhirat dan melepaskan pandangan adalah merupakan penjara dunia dan akhirat. Penglihatan mata adalah laksana penjara dunia dan akhirat, dalam arti jika penglihatan sering engkau manjakan sedemikian rupa, memandang wajah ayu dan cantik, maka sesungguhnya dibalik wajah ayu dan cantik itu terbukalah pintu-pintu penjara dan engkau berada di dalamnya sebagai penghuni. Engkau akan menuruti segala perintahnya dan akan menjadi budaknya selama-lamanya, maka engkau akan luput dan kehilangan arah dari perjalanan dunia dan akhirat.

Orang-orang yang menoleh kekiri dan kekanan sesungguhnya tidak layak lagi berjalan bersama Allah, karena dia sudah disibukkan oleh ” FIKIRANNYA ” yang tidak menyatu lagi dan bercerai-berai serta tidak lagi patut mendengar perkataan Allah. Pelihara hatimu dari segala jurusan pandangan mata, jika tidak..maka engkau tidak akan lagi dapat memelihara untuk selama-lamanya. Peliharalah matamu, niscaya Allah kan jaga hatimu. Jagalah dirimu dari perbuatan mengumbar ” SYAHWAT ” niscaya Allah kan cukupi HAJATmu. Peliharalah kedua matamu dan serahkanlah semua serta tinggalkan kesemuanya kepada Allah…., bila telah engkau pelihara keduanya, niscaya terperihalah hatimu dalam puri kerajaan-NYA. Yakni sudah tidak lagi terpengaruh oleh pelbagai macam yang menarik perhatianmu juga tidak lagi terpengaruh dan tergoda dari ketidak tetapan, ketidak mantapan. Dan, engkau akan diberi kemampuan untuk mengarahkan dan menghimpun tekad yang kuat dan kemampuan yang teguh. Itulah yang dimaksudkan dengan ” PURI KERAJAAN ” Tuhan Allah semesta alam.

Berulang kali DIA perkenalkan DIRI-NYA padamu, tetapi engkau belum juga mengenal-NYA. Hal yang demikian berarti engkau telah menjauhkan DIRI dari pada-NYA. Engkau sudah mendengar tutur kata-NYA dari lubuk hati sanubarimu yang paling dalam, tetapi engkau belum juga mengetahui bahwa itu adalah tutur kata-NYA, hal yang demikian sama halnya engkau telah menjauhkan DIRI dari pada-NYA. Sebenarnya engkau dapat melihat DIRIMU, sedangkan Allah semesta alam jauh lebih dekat dari dirimu bahkan jauh lebih dekat dari urat lehermu. Itulah pengertian menjauh yang sebenarnya.

Engkau akan tetap tinggal terhijab dengan hijab TABIATMU sendiri, sekalipun sebenarnya telah Tuhan ajarkan padamu ILMU pengetahuan-NYA dan kerap juga engkau mendengarkan segala tutur kata-NYA, hingga engkau berpindah kepada kedudukan bekerja dengan-NYA. Adapun yang berhenti dan berdiri tegak di hadirat-NYA, sesungguhnya engkau telah memasuki tiap rumah yang tiada lagi rumah-rumah yang dapat menampungnya. Engkau sudah merasakan segala macam minuman tetapi masih saja tetap terasa haus dan dahaga. Lalu engkau sampai juga kehadirat-NYA dan DIA adalah tempat tinggalnya dan disisi-NYA adalah tempat penghentian dan berdiri-NYA.

Penghentian untuk berdiri tegak di HADIRAT-NYA adalah dibalik apa yang dikatakan dan MAKRIFAT itu adalah puncak yang dikatakan, sedangkan ILMU Pengetahuan itu adalah apa yang dapat dikatakan.

Bila engkau melihat sesuatu yang selain-NYA, sesungguhnya engkau takkan dapat lagi melihat-NYA.

Janganlah putus harapan dari pada-NYA….Andaikan engkau datang kepada-NYA dengan segala ucapan dan tutur kata yang buruk, maka sesungguhnya ampunan Allah lebih besar. KASIH SAYANG-NYA jauh lebih utama dari pada MURKA-NYA.

Kamis, 17 Desember 2009


Mau Sholat Jum’at Di Mana? (Tanya jawab dengan Habib Lutfi bin Yahya)

Assalamu’alaikum…..

Nuwun Sewu….Saya masih sekolah di SMK N 2 Pekalongan….Saya mau tanya…permasalahan tentang sholat jumat…Di sekolah saya ada musholla….Mushola tersebut di gunakan untuk jumatan setiap hari jumat…jamaahnya dari siswa dan para guru disekolah itu… Saya bingung…..Musholla kok digunakan untuk jumatan..Dan jamaahnya pun bukan mukim…,Saya pernah mempelajari dalam kitab Fathul Qorib kan untuk jamaah Jumat itu harus Mukim…. Terus saya juga bingung jumlah jamaah di sekolah itu ada 40 orang atau tidak…kalau nggak salah kan syarat sah jumat bagi pengikut Imam Syafi’i kan harus ada 40 orang….Kebingungan tersebut masih ada di hatiku…sehingga saya kalau mau jumatan ke Masjid Muhajirin…..

Tolong Minta penjelasan mengenai masalah jumatan tersebut
Terima kasih sebelumnya

Wassalamualaikum……

“Chandra Kurniawan”


Waalaikumsalam Wr.Wb.

Ananda Candra, Saya merasa senang mendapat pertanyaan tersebut, karena hal itu menunjukan perhatian Ananda yang besar terhdap keabsahan ibadah yang Ananda lakukan.

Himah terbesar dari didirikannya shalat Jum’at adalah memperkokoh ukhuwah Islamiyah, maguatkan rasa saling menghormati. Secara terperinci Syekh Abdurahman Al Jaziri mengatakan: “tujuan sholat Jum’at adalah mengumpulkan masyrakat muslim pada satu tempat, untuk beribadah pada Allah. Hal demikian akan menimbulkan rasa saling percaya dalam diri mereka dengan dasar rasa saling menyayangi.

Selanjutnya rasa saling mencintai antar sesama akan tumbuh, lalu akan menimbuhkan kesadaran untuk saling membantu satu sama lain. Dan akan menghilangkan faktor-faktor yang memicu rasa permusuhan. Sehingga satu sama lain melihat dengan pandangan kasiih sayang. Yang kuat akan menolong yang lemah, yang kaya akan membantu yang berkekurangan, yang besar menyayangi yang kecil, yang kecil menghormati yang besar. Semuanya menyadari betul bahwa mereka sama-sama hamba Allah, dan hanya Allah-lah yang Maha kaya dan Maha terpuji…”.

Beliau melanjutkan “… tidak diragukan lagi bahwa mendirikan shalat Jum’at dibeberapa masjid atau dibeberapa tempat tidak akan dapat menggapai hikmah-hikmah tersebut, karena kaum muslimin terpisah-pisah dalam beberapa masjid, sehingga mereka tidak merasakan keistimewaan yang ditimbulkan dari perkumpulan banyak orang ketika shalat Jum’at. Dan mereka tidak merasakan keagungan Yang Maha Penciptra yang mereka sembah satu perasaan yang mudah didapat ketika dilakukan secara berjamaah. Oleh sebab itu A’imah, para imam-imam berkata; jika shalat jum’at didirikan dalam banyak tempat disatu kawasan, tanpa hajat (seperti masjid tidak memadai) maka shalat jum’at yang sah adalah shalat yang paling dahulu melakukan shalat. Mereka yang yakin didahului dalam melaksanakan shalat jum’at oleh tempat lain, harus melaksnakan shalat dzuhur”. Demikian Syekh Abdurahaman menjelaskan (Al Fiqh ‘ala Madzahib Al Arba’ah, jilid I, hal 385).

Selain itu pada masa Rasulullah Saw. Shalat Jum’at hanya didirikan di masjid Madinah padahal di Madinah ada masjid yang tidak jauh. Nah, hikmahnya itu adalah menimbulkan kewibawaan dalam umat Islam, ketika melihat banyaknya kaum muslimin berkumpul. Dan Nabi Saw dan para sahabat tidak pernah melaksanakan shalat jum’at selain di Masjid, padahal Nabi pernah melaksanakan shalat lain secara berjamaah seperti sunat ‘idul Adha ‘Idul Fitri ditempat lain, yaitu dilapangan.

Oleh sebab itu apa yang dilakukan Ananda Canra shalat Jum’at ditempat lain sudah tepat.
Demikian jawaban yang dapat pak Habib berikan.

Sumber Habib Lutfi bin Yahya

Rabu, 16 Desember 2009

Dialog Kuburan

Dialog Kuburan

Kelak di kuburan...

Malaikat : " Apa agamamu ? "
mayit : " Islam ! "
Malaikat " Islam itu apa ?"
Mayit : " Pokoknya I.S.L.A.M ! "
Malaikat : " hmmh...siapa Tuhanmu ? "
Mayit : " Allah ! "
Malaikat : " Siapa Allah ? "
mayit : " Tuhanku ! "

Malaikat jadi mbatin " kok mbulet gini ? "

Malaikat pun balik ke Arasy lapor protes sama Gusti Allah ..

" Duh Gustiiii.....masak tugas saya dari dulu sampe sekarang cuma nanyai milyaran orang dengan pertanyaan yang sama dan hampir dipastikan sebagian besar jawabannya cuma gitu thok ! kok gak ada jawaban yang bersifat tafakur dan dialogis ?

" Bukankkah Engkau menciptakan Adam dan keturunannya sebagai satu2nya mahluk yang punya kemampuan berdialog, berfikir dan merenung ?"

" Bukankah Engkau telah memfirmankan bagaimana Ibrahim mencari Engkau dengan proses yang berliku dan tidak sekedar katanya bin katanya ?

" Tapi kenapa ayat2 itu tidak pernah mereka gunakan sebagai jalan mencarimu ? kenapa mereka lebih sering latah ikut2 an katanya bin katanya ? padahal bukankah dalam firmanMu Engkau melarang orang mengikuti segala sesuatu tanpa disertai pengetahuan didalam dirinya... ?

Tuhan : " Akulah Maha Rahmatan Lil Alamien...semua adalah Made In KU...dan pastilah kembali padaKU...suka atau tidak...terpaksa atau tidak...tahu atau tidak...yang penting biarin aja mereka hidup senang di dunia..dan sesungguhnya kesenangan di dunia hanya satu...La tadmainulqulub ila bidzikrillah..tak kan ada hati yang dapat tenang , bergembira, suka ria..selain tahu dan ingat kepadaKu...
" Masalahnya, apa mereka bisa ingat kalau ketemu dengan Ku saja belum pernah ...?"

" Apakah Sampean Bisa Mengingat Saya Kalau Ketemu Aja Belum Pernah ? "

Ternyata ada yang lebih tinggi dari surga


Ternyata Ada Yang Lebih Tinggi Dari Surga

Syahdan, gara - gara Hawa minta yang aneh - aneh kepada Adam, maka terusirlah dua sejoli ini dari surga. Lho ? ini gimana sih ! sudah enak - enak di surga kok masih minta yang lain. Emangnya yang diminta itu apa sih ? kok kayak - kayaknya lebih nikmat dari surga ?

Ini bukan pertanyaan mengada - ada. Tetapi fakta dalam Quran memang menyebutkan bahwa Adam terusir dari surga karena beliau menuruti suatu keinginan yang belum didapat Hawa. Nah masalahnya sekarang, sebenarnya yang membuat terusir itu, karena sesuatu barang yang diingini atau karena sifat ingin itu sendiri ?

Kalau misteri yang diingini itu ada di luar diri, sudah seharusnya kita memecahkan misteri benda apakah gerangan yang lebih menyenangkan dari surga itu ? Benda itu posisinya berada di dalam surga atau di dunia ini ? Kenikmatan apa yang ditawarkan oleh benda itu ?

Toh kalau ternyata misteri itu ada pada sifat dalam diri, kita tetap wajib menelisiknya. Setidaknya harus ada perenungan, kenapa ya... kok sebuah keinginan tak pernah bisa berakhir walau kita telah mendapat nikmat yang berlimpah ruah...

Juga seandainya keterusiran ini akibat pihak ketiga, yaitu iblis, mengapa sih peran pihak ketiga ini pembahasannya dalam berislam lebih berporsi besar dari pihak kedua ( manusia ), bahkan melebihi pihak pertama ( Allah ). Padahal logika peran mengatakan, pihak ketiga adalah pemeran pembantu yang ada dan tidaknya tak kan membuat jalan sebuah cerita terhenti.

Inti intronya, sebenarnya pihak keberapa sih yang harusnya kita besar – besarkan perannya ? Kalau pikiran dan hati kita terlalu tersita pihak ketiga, jangan – jangan kita ini diam – diam meng’akbar’kan pihak ketiga…..waduh gawat !

*

Seperti di kehidupan sehari – hari, cerita Adam Hawa ini ternyata berlaku di rumah tangga. Tak heran para Adam dibekali dengan surat An nisa. Tetapi jangan disalah pahami. Surat ini bukanlah untuk menindas atau menguasai kaum Hawa. Surat ini adalah surat amanah kepemimpinan lelaki.

Yang dimaksud kepeimpinan adalah sesuatu yang sangat berat. Pemimpin adalah orang yang kalau ada perang maju duluan, kalau ada hidangan makan belakangan. Sayangnya kita tidak bisa membedakan apa itu pemimpin apa itu penguasa.

Karena ketidak mampuan membedakan, akhirnya kita berlomba menjadi pemimpin entah mulai tingkat negara sampai yang terkecil tingkat rumah tangga. Padahal semua itu hanyalah sebuah perebutan kekuasaan yang berdasar dari sebuah ketidaktahuan atas keinginan hawa nafsu.

Kita masih di wilayah domain memimpin = menyuruh + diladeni + fasilitas + nama besar. Padahal itu semua adalah kebalikan sifat pemimpin, yaitu sifat penguasa yang identik dengan kezaliman. Konsep kepemimpinan kita masih jauh dari konsep laku keteladanan. Sayangnya, karena ketidaktahuan apa itu kepemimpinan apa itu kepenguasaan, para wanita juga mencoba mengambil alih posisi ini. Maka lahirlah sebuah konsep kesetaraan gender akibat ketidakpuasan ini.

Sebenarnya kasihan kalau ada ibu -ibu sampai termakan isu - isu kesetaraan gender persamaan hak yang dangkal dan banyak digaungkan di dunia modern. Para wanita tak sadar kalau ia mengambil alih sebuah tugas yang berat yang seharusnya tak perlu dipikul. Karena hal itu memang tak perlu sebab sesungguhnya yang kita idamkan adalah persesuaian hak dan keserasian gender. Sebuah kerjasama team yang baik. Bukan persamaan hak dan kesetaraan gender.

Coba kalau isu semacam itu diterapkan dengan jujur. Di mana wilayah ini benar -benar sudah tidak peduli klasifikasi kerja dan pembedaan gender secara konstruksi biologi. Pastilah betapa berat bagi ibu - ibu itu sendiri.

Contoh gampang, ketika musim hujan dan atap rumah bocor. Maukah ibu - ibu dengan ikhlas berkata " Pakne pakne...demi kesetaraan gender, aku saja yang mbetulin atap rumah yang bocor... " waduh...apa gak jadi tontonan gratis orang sekampung.

Atau bapaknya bilang begini, ' Bu, ini televisi kok gambarnya kabur. Mbok ibu yang kerja mbetulin tiang antena di atas..." wah...wah...sudah disuruh di atas, harus mbetulin tiang lagi ...dasar bapak tak punya perasaan...wong tenaganya lebih besar kok maunya di bawah santai -santai...

Tentu masih banyak lagi profesi yang tidak menghormati wanita bila kesetaraan gender itu dijujurkan tanpa agenda tertentu. Misalnya tukang gali sumur, tukang gali kuburan, kuli angkut, tukang becak, dan seputar itu..waduh kok profesi ini gak di urus sama aktifis sosialita ya ? kok yag disetarakan cuma profesi yang enak - enak aja ya ?


**

Kalau saja para lelaki tahu kalau jadi pemimpin itu tidak enak, mungkin tak ada yang mau jadi pemimpin. Enakan jadi makmum, gak susah -susah. Bagaimana mau enak, lha wong pemimpin itu kerjaannya tiap hari menyatukan, merawat, merekatkan, melindungi, mengalah dan memberi sangsi. Ya kalau sangsi itu hanya mengenai istri, lha wong kadang sangsi itu banyak memberatkan yang memberi sangsi itu sendiri.

Contoh gampang, Masak enak laki – laki disuruh memisahkan istri dari tempat tidur ( an Nisa 34 ). He..he..Sebab faktanya tanpa dipaksa dipisahkan oleh suami, sering ibu -ibu malah sukarela memisahkan diri dari urusan tempat tidur. Entah karena kecapekan merawat anak, gak mood, berhalangan atau ada sesuatu keinginan yang belum dipenuhi suami secara maksimal. Lha ini kan sangsi yang bikin para lelaki kedinginan...yang dihukum santai, yang menghukum bingung sendiri.

Bagaimana juga kalau laki - laki lagi diuji ala Nabi Nuh yang istrinya ingkar terhadap segala nasehatnya. Terus mau cari kenikmatan dan keteduhan di mana lagi ? Mau ke surga ? wong surga sudah bukan di sini hare...

Atau ada ujian model nabi Ayub yang gara - gara punya penyakit kulit, beliau diasingkan istrinya. Dan sesungguhnya ujian penyakit kulit kalau dikontekstualkan saat ini sebenarnya bukan kudisan atau panu... lha wong orang kota pada rajin mandi semua kok. Tetapi hakekatnya adalah masalah buruknya kebutuhan luar ( kulit ) manusia, seperti ujian kecukupan ekonomi dan kehormatan sosok eksistensi di mata orang lain.

Mungkin juga ada laki - laki yang takut istrinya nglunjak gara - gara sering nonton sinetron Suami -Suami Takut Istri. Kalau saya pribadi kok malah senang dan nggak ada khawatir. Bahkan saya biarkan nonton sampai puas. Saya menyadari tontonan itu mungkin katarsis pelampiasan istri akibat saya terlalu " kenceng " dan condong bersifat penguasa daripada memimpin dalam berprinsip kesakinahan hidup.

Tetapi kira - kira mungkin setelah berapa puluh episode dan terasa ada yang terwakili istri, saya tinggal bilang dengan santai,

" Itulah contoh suasana lingkungan keluarga dan masyarakat kalau istrinya mencoba menjadi pemimpin tanpa tahu makna pemimpin. Suasan kacau, para lelakinya malas, karirnya tak bisa berkembang, kerjaannya cuma ngumpul di pos ronda tanpa tujuan yang jelas kecuali sekedar melamun dan ngrumpi mencari pendamping hidup yang lebih anggun. Itulah suasana Adam yang menuruti Hawa. Suasana yang terusir dari surga. Akhirnya Adam dan Hawa sama -sama menanggungnya.

Tapi sesungguhnya segala pemaparan cerita kenabian dan Adam Hawa di atas, kalau kita terhenti pada pemahaman kulit akan terjadi ketidakadilan, ketersinggungan dan keberpihakan. Karena jelas - jelas kita lahir di dunia tidak bisa memilih akan jadi laki - laki atau perempuan. Segala cerita itu harus dikupas lagi sampai dalam dan menyentuh sebuah ruang yang tak ada gender. Ruh !

Ketika kesadaran kita berhenti di kesadaran ruh, akhirnya kita hanya tunduk dan bersaksi bahwa kulit luar yang berupa laki -laki atau perempuan hanyalah sebuah media lakon untuk menempuh sebuah kenikmatan sejati. Setiap kejadian pria atau wanita dibekali jalan tersendiri untuk menemuinya. Dan jawabannya banyak di surat An Nisa.

Jadi, intinya sesungguhnya cerita Adam dan Hawa atau ujian para nabi adalah konsep pengendalian diri. Dan pengendalian diri tidak mengenal jenis kelamin. Bisa saja dalam sebuah rumah tangga sang wanita malah berposisi sebagai Adam atau Nuh. Sebab si laki -laki bawaannya pengen macem - macem terus yang gak ada berhentinya. Bahkan sampai menjurus korupsi karena kehabisan dana untuk menuruti nafsu atas sebuah keinginan. Di sinilah para ibu -ibu wajib berperan menjadi Adam atau Nuh.

Kalau kita tahu sejarah, di Nusantara hal semacam ini sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Cut Nja Dien atau R.A Kartini adalah salah satu lakon yang tertugaskan menjadi Adam membenahi silang sengkarut pemaksaan hegemoni keinginan atas kesadaran hidup.

Inilah yang disebut keserasian dan persesuaian gender sejati. Saling mengisi. Samasekali bukan urusan kesetaraan perolehan dunia beserta segala anggapannya. Tetapi sebuah peningkatan kualitas kesadaran hidup untuk kembali ke Asal Kejadian. Ruh !

Lalu dari segala model ujian kepemimpinan diatas, ketika terasa berat dan kalut menghadapinya, kemanakah kita mencari pengganti surga ? kemanakah tempat yang teduh tuk berlindung itu ? manakah sesungguhnya yang lebih tinggi dan lebih dekat dari surga ? Sebab surga masih nanti dan jauh di atas sana...

Jangan khawatir, sebab ternyata yang lebih tinggi dari surga adalah pemilik surga itu sendiri. Allah SWT.

Sungguh, kalau kita mencari surga, itu masih urusan nanti. Juga belum tentu dapat. Tetapi kalau mencari Allah, bisa sekarang dan pasti dapat ketenangan sejati. Pakai saja modal dua ayat , hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram, Allah lebih dekat dari urat leher ( Ra'd : 28 & Qaaf : 16 ). Enak toh, manteb toh...apa masih kurang Allah berfirman sedemikian gamblangnya ? Akankah kita membuat ayat sendiri yang lebih tinggi dan lebih jelas dari itu ?

Inilah yang disebut surganya surga. Sebuah kenikmatan tiada tanding. Sebab di luar itu hanyalah sebatas sebuah kenikmatan yang masih bersifat angan -angan, nggak riil. Tapi wong namanya angan -angan rasa ingin tahu itu pasti selalu asyik dan bikin orang ketagihan. Mintanya lebih, lebih dan lebih...kayak narkoba.

Sedang nikmat kehadirat Allah bila dipenuhi, wuiihh… jangan tanya..surga tidak ada apa-apanya...semakin kita berposisi lebih dekat, semakin terburailah dada ini…selapang Padang Mahsyar…gak ada matinya…gak ada bosannya...

Ah...ternyata kenikmatan itu hanya ada dua yaitu nikmat kehadirat Allah dan nikmat akan rasa ingin tahu alias angan - angan . Naasnya, rasa ingin tahu ini bila sudah di penuhi, nikmatnya hilang. Seperti kita ingin mobil baru, nikmat ketika masih berangan - angn akan memiliki jauh lebih excite ketimbang ketika mobil itu sudah di tangan. Seiring mobil sudah kita miliki, rasa nikmat itu perlahan mulai memudar berganti dengan rasa repot mempertahankan dan merawatnya. Persis seperti kejadian Adam Hawa

***

Sekedar pelepas penat, Future ( funny ) story : Kelak ketika orang - orang digolongkan berjajar paralel baris berbaris menuju antrean neraka dan surga, eeh..jangankan ahli maksiat, Kyai dan Ustadz ternyata banyak juga yang berada di barisan menuju neraka. Usut punya usut kesalahan beliau persis seperti kesalahan Adam. Terlalu menuruti sebuah keinginan.

Yang mengagetkan, di barisan neraka lha kok ada para pakar spiritual yang tersohor. Waduh ! gimana nih ? yang top spiritualnya saja kok masih berada di barisan neraka...

Lebih mengagetkan..JLiNG ! lho..lha kok saya berada di barisan surga ? Apa gak keliru ?

Tentu saja hal ini membuat ketidakterimaan para pakar spiritual. Akhirnya dengan sedikit marah, beliau mendamprat saya. " Geng ! kamu ini kok bisa-bisanya masuk barisan surga sih ! udah sholat pas - pasan...ilmu agama juga cethek..! sedangkan kami yang mati-matian belajar agama, sholat khusyu dan pasrah enthek ngamek kok malah baris di bagian neraka. Emangnya you punya rahasia apa sih ? "

Dengan santainya saya menjawab " Swear ! saya ini nggak punya rahasia apa -apa...lha wong saya di barisan ini cuma disuruh istri paaak...paaaak....hiks...nasiiib nasiiib..."

Tapi saya percaya kok, para pembaca ini semuanya adalah ahli surga yang paten tak diragukan. Walau ke sononya melewati jalan neraka dulu ...halah....!

Tapi jangan terhenti perolehan surga. Kalau ingin keluarga sakinah, berharaplah selalu "gandeng renteng" dengan Allah sebagai pusat ketenangan, surganya surga. Sebab kalau terhenti di surga seperti yang kita idamkan selama ini, kasihan ibu -ibu. Kan kalau bapaknya dapat bidadari, lha ibu - ibu masak dapat bidadara ? apa ada dan gimana cara membayangkan bidadara itu ?

Belum lagi nanti anak -anak pada nanya sama ibunya " Bu, bapak di surga polygami ya ? kok nggak sama ibu sih ...? apa ibu gak cemburu ? terus ibu sama siapa... ? lha kita - kita sebagai anak ini kan pengen keluarga utuh rukun di surga tanpa ada pihak ketiga !

Terus ngejawabnya gimana hayo...

Itulah keinginan....selalu membuat orang terperangkap dalam ruang keliaran pikiran dan keragu - raguan....neraka paling samar...


Wassalam

Potret Bumi Pertiwi

POTRET BUMI PERTIWI

Oleh Santri Gundhul

Gusti Ingkang Moho Suci, kulo nyuwun pangapuro dumateng Gusti Ingkang Moho Suci.

Apakah kita semua LUPA….? Apakah kita semua LALAI….? Ataukah memang kita semua TIDAK MAU TAHU….? Ketika ekonomi dan politik menjadi TAGHUT-TAGHUT yang kita sembah… Ketika INTELEKTUALITAS dan LOGIKA menjadi SESEMBAHAN kita… Ketika KEHIDUPAN HEDONISME menjadi BERHALA kita… Bahkan, ketika AGAMA, KITAB SUCI dan SYARI’AT pun tlah kita jadikan Tuhan….
Nampaknya…. Kita semua memang LUPA…… Kita semua memang LALAI….. Atau bahkan sebenarnya Kita MUNAFIK…..?
Diam-diam, Syirik telah membius diri, EGO dan NAFSU telah merasuk dalam darah, Pantas saja…..!!! Jika Allah menurunkan PERINGATAN-Nya di negeri dan bangsa ini Sangat pantas…!!! Jika Allah dengan KASIH-Nya memberikan pelajaran di bumi pertiwi ini….

Semestinya…..Patut kita akui, Nyatanya kita memang telah terlupa….!! Hanya TIKET SORGA yang menjadi tujuan kita BERIBADAH…. Hanya KELIPATAN PAHALA yang menjadi dambaan kita BERAMAL… Hanya pertimbangan UNTUNG-RUGI yang mendasari kita menjalani IBADAH…Hanya RAKUS dan KETAMAKAN yang menjadi obsesi kita BERKARYA… Dan,hanya EGO PRIBADI yang menjadi pijakan kita BERMUJAHADAH… Nyatanya kita memang benar-benar terlupa…..!!

Semestinya, "Ilahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi"

Semestinya, Dengan SYARI’AT, kita mengenal THAREQAT, Dengan THAREQAT, kita mengenal HAKEKAT, Dengan HAKEKAT, kita BERMA’RIFAT.

Semestinya, Agama dan syariat bukanlah sarana untuk MENGHAKIMI sesama,…Inna robbi latiful limai yasaa, innahu huwal alimul hakim.

Namun…inilah yang terjadi di bumi Pertiwi ini…. AGAMA dan SYARI’AT telah bergeser dari TUJUAN dan FUNGSINYA. Nampaknya…….,Kita tidak mau tahu akan ayat-ayat-Nya, Kita tidak mau membaca tentang tanda-tanda-Nya, Kita mungkin tahu.., ataukah memang sengaja BERSELINGKUH…..??!!

Gusti Ingkang Moho Suci, kulo nyuwun pangapuro dumateng Gusti Ingkang Moho Suci.

Wahai para manusia…
Semua Kitab-kitab Suci telah kembali kepada Nur ( Cahaya )-Nya di Lauhul Maghfuzt. Setiap tempat-tempat Ibadah banyak yang telah KERING dan akhirnya MATI karenanya…!! Yang kita lihat kini hanyalah lembaran-lembaran BUKU BIASA dan bangunan RUMAH BIASA yang sudah TIDAK lagi memberikan KETEDUHAN HATI. Karena kita tlah membuat semuanya BERHENTI yang pada akhirnya KERING dan MATI pada saat ini….!!
Lihatlah…Wahai para manusia….
Yang kita punya dan kita genggam dengan KUAT.. hanyalah beban-beban hidup NAFSANI yang berupa KETAMAKAN dan KERAKUSAN duniawi yang kita RENGKUH…kita GAPAI…kita PEREBUTKAN…hanyalah demi PANGKAT, JABATAN, PREDIKAT dan KEKUASAAN serta hanya demi segenggam KEPENTINGAN Pribadi, Kelompok atau Golongan.
Dan tak sadarkah bahwa sesungguhnya kita-kita telah rela MENANGGALKAN “ KESUJATIAN DIRI “ kita sebagai FITRAH bawaan yang telah dianugerahkan TUHAN. Akankah…semua itu kita pertahankan dan kita bawa sampai AKHIR HAYAT nanti…???
DOA-DOA yang kita panjatkan saban hari MELAYANG DI LANGIT TAK PERNAH SAMPAI KE SINGGASANA DI HADIRAT-NYA, saat ini para pendahulu-pendahulu kita yang tlah MANUNGGAL dengan Sang Maha Tunggal menangis tanpa mengetahui apa yang DITANGISINYA….Sedihkah…Gundah Gulanakah mereka-mereka itu…??

Gusti Ingkang Moho Suci, kulo nyuwun pangapuro dumateng Gusti Ingkang Moho Suci.

RENUNGI…RENUNGILAH…Wahai para manusia….
Bala BENCANA bersahut-sahutan yang seolah tiada henti melanda Bangsa dan Negeri ini. Seakan menyiapkan JUTAAN NISAN untuk kita-kita yang telah banyak melupakan KESUJATIAN DIRI untuk sampai waktu ini…saat ini…detik ini…!!. Inikah pertanda telah tibanya waktu PEMBERSIHAN Jaman itu…?? Jaman dimana yang dulu telah kita KUYO-KUYO, kita ANIAYA dan kita SAKITI sak kepenake UDELE DHEWE karena urusan PERUT…dengan menggunduli hutannya, menyuntik dengan mesin-mesin Bor besar dan dalam secara membabi buta kembali MENAGIH JANJI…??.
Akankah darah dibayar dengan darah pula….haruskah NYAWAPUN dibayar dengan NYAWA…??

Bahkan gunung-gunungpun enggan mengeluarkan LAHAR PANASNYA saking tak teganya kepada manusia, Tapi bisa apa mereka-mereka semua itu…?? Bisa apakah kita…?? Mengapa tak kau beri peringatan pada sesama manusia untuk sadarkan mereka untuk kembali pada HAK, KEMANDIRIAN dan KODRAT nya sebagai manusia…?
Banyak manusia terlalu angkuh saat ini, mereka terlalu pandai mengelabui hatinya sendiri!! KEIMANAN kita-kita hanya sebatas BERHALA dan KEKUASAAN…!! Tidakkah kita melihat…??? “ PASUKAN DAJJAL “ tertawa riang gembira melihat KETERLENAAN dan KEALPAAN kita. Mereka telah menggiring para manusia-manusia untuk masuk dalam kelompok BARISANNYA yang bersembunyi dibalik segala ATRIBUT NAFSANIAH yang mereka sandang demi urusan PERUT.

Tapi, YAKINLAH…BANGKITLAH..Wahai para manusia…..
Bahwa DIBALIK KENGERIAN MUNCUL PULA KEBAHAGIAAN!!! ( Fa’innamaal ‘Usri yusro, Innama’al ‘ Usri yusro ) .Lihatlah….disana telah dilahirkan SATRIA SEMPURNA yang sangat fasih berbahasa, lembut tatapannya, besar JIWANYA, terang parasnya dan KUAT RASANTA….!! Tapi embuh…aku sendiri juga gak WERUH…Dialah yang di idam-idamkan dan di elu-elukan oleh banyak Malaikat-malaikat untuk menerima KHAIR KEBAJIKAN dari Tuhan-Nya. Dengan tangannya kelak Dia kan bahagiakan Bangsa dan Nuswantoro ini. Dengan kata-katanya Dia kan sempurnakan bahasa Dunia. Dengan PERILAKUNYA kelak Dia hindarkan manusia-manusia dari BAHAYA. Semua hal ihwalnya TERSEMBUNYI RAPAT dari khalayak ramai, meski banyak orang yang terus mencari tahu KEBERADAAN siapakah Dia. Sesungguhnya Allah telah menyembunyikan KHALIFAH-Nya dari kaum kebanyakan, keramaian
Maha adil Gusti Kang Hakaryo Jagad menyembunyikan Dia dari TATAPAN IRI MALAIKAT dan RATAPAN BENCI sang DAJJAL..!!.
Gusti Ingkang Moho Suci, kulo nyuwun pangapuro dumateng Gusti Ingkang Moho Suci.

” Sakbegjo-begjone wong kang LALI, isih begjo wong kang ELING “.
JAYALAH NEGERI DAN BANGSAKU

Smoga semua makhluk berbahagia.

Kamis, 12 November 2009

KEADAAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESAKU

Keadaan dunia pendidikan agama didesaku sebenarnya boleh dikata jauh dari apa yang diharapkan, masalah keduniaan khususnya ekonomi menjadi penghalang utama. Banyak anggota masyarakat yang memandang bahwa pendidikan sekolah umum jauh lebih penting dari pada mengikutkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan keagamaan bahkan rela membayar mahal untuk les atau kursus anak-anaknya tapi komplain jika harus membayar iuran spp di tempat mengaji padahal jumlah rupiahnya sangat kecil. Perlu kesadaran yang tinggi untuk mengubah pemikiran seperti ini karena memang dunia itu menyilaukan bagi pemujanya.

Maka kami coba susun sebuah pembelajaran di Madrasah Diniyah Roudlotush Sholihin yang merupakan wadah uuntuk menaampung lulusan IQRO' 6 di TPQ Miftahul Huda yang beralamat di Nglangak, Kwangen, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia.

MATERI PENGAJARAN MADRASAH DINIYAH ROUDLOTUSH SHOLIHIN

DINIYAH 1

Pengajaran di kelas Diniyah 1 antara lain :

A.Semaan Al Qur’an, dengan menggunakan buku mushaf kecil AL WAQFU WAL IBTIDA’ yang di dalamnya Al Qur’an yang dilengkapi dengan tehnik membaca dengan bimbingan cara waqof yang baik dan memulai bacaan (ibtida) Al Qur’an yang baik pula. Dengan menggunakan buku ini santri diharapkan :

1. Terbiasa membaca dengan teliti, hati-hati dan sabar.

2. Terbiasa berhenti (waqof) dan memulai kembali bacaan (ibtida’) pada tempat yang baik dan benar.

3. Dapat meminimalisasi salah baca dan sekaligus latihan dalam pengaturan nafas.

4. Dapat melenturkan lidah (karena banyak lafal yang diulang membacanya) sekaligus sangat membantu kefasihan.

Buku kecil mushaf Al Qur’an per juz yang dilengkapi dengan Al Waqfu Wal Ibtida’ ini berdasarkan praktek di lapangan sangat tepat, praktis dan fleksibel terutama bagi yang baru lulus IQRO’ jilid 6.

B. Kajian Ilmu Tajwid

Selain santri belajar membaca Al Qur’an santri juga harus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan bacaan Al Qur’an yaitu ilmu tajwid. Ilmu Tajwid yang diajarkan berisi antara lain :

1. Makhorijul Huruf

2. Hukum Nun Mati / Tanwin

3. Hukum Mim Mati

4. Bacaan Idzghom

5. Bacaan Tafkhim dan Tarqiq

6. Bacaan Imalah

7. Bacaan Isymam

8. Bacaaan Naqol / Naql

9. Bacaan Tashil

10. Bacaan Saktah

11. Bacaan Washol Shod dan Siin

12. Bacaan Shifrun Mustadir dan Shifrun Mustathil

13. Bacaan Wawu yang dianggap tidak ada

14. Nun ‘Iwad / Nun Washol

15. Hukum Bacaan Mad

16. Bacaan Qolqolah

17. Sujud Tilawah

18. Alqobul Huruf

19. Shifatul Huruf

20. Huruf Syamsiyah dan Qomariyah

21. Tanda – tanda waqof

Dengan mempelajari dan menguasai ilmu tajwid tersebut diharapkan santri tidak hanya dapat membaca al Qur’an saja tetapi juga memahami hukum bacaannya sehingga bacaannya menjadi bacaan yang berkualitas dan berbobot sesuai dengan aturan yang ada.

C. Kajian kitab ‘Aqidatul ‘Awam

Kitab ini merupakan pembekalan dasar yang wajib di ketahui, di mengerti, dipahami dan diyakini bagi setiap insan yang beriman kepada Allah SWT. Adapun kitab ini berupa syair nadloman yang memudahkan santri dalam mempelajari dan menghafalkannya sehingga pada akhirnya memiliki i’tiqad yang benar sesuai dengan pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Kitab ini disusun oleh Sayid Ahmad Al Marzuki. Kitab ini berisi antara lain :

1. Iman kepada Allah meliputi sifat wajib Allah dan sifat Jaiz Allah berikut sifat mustahilnya.

2. Iman kepada Rosul meliputi sifat wajib rosul dan sifat Jaiz Rosul berikut sifat mustahilnya di tambah nama-nama Rosul yang wajib di ketahui oleh setiap muslim.

3. Iman kepada Malaikat Allah meliputi nama para Malaikat yang wajib diketahui oleh setiap muslim beserta tugasnya masing-masing.

4. Iman kepada Kitab Allah meliputi nama kitab yang wajib diketahui oleh setiap muslim beserta nama rosul yang menerimanya di tambah suhuf-suhuf lainnya.

5. Keterangan tentang Rosul Muhammad SAW meliputi kelahiran, keluarga dan peristiwa Isro’ dan Mi’roj beliau.

Setelah mempelajari kitab ini santri diharapkan mempunyai i’tiqod yang benar yang sesuai dengan pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah sehingga menjadi pondasi keimanan yang jauh dari kemusyrikan dan kemunafikan.

D. Kajian Kitab Mabadi’ul Fiqhiyyah

Kitab ini berisi tuntunan dasar ibadah dalam syariat Islam, yang merupakan hal yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim yang akan beribadah kepada Allah SWT.kitab ini disusun oleh Sayid ‘Umar Abdul Jabbar. Kitab ini berisikan antara lain :

1. Pengertian Islam berikut rukun-rukunnya.

2. Makna Shahadatain

3. Macam Sholat Fardlu

4. Wudlu yang meliputi rukun wudlu dan yang membatalkannya.

5. Pengertian wanita yang bukan muhrim

6. Macam Najis

7. Pengertian Aurat

8. Waktu-waktu Sholat Fardlu

9. Pengertian Adzan dan Iqomah

10. Syarat sah Sholat dan Rukun Sholat

11. Bacaan dalam gerakan Sholat

12. Bacaan doa Qunut

13. Zakat

14. Puasa bulan romadlon

15. Bacaan Dzikrul Wudlu

16. Bacaan Ba’da Sholat

Dengan mempelajari kitab ini santri diharapkan dapat mengamalkannya sehingga santri dapat menjalankan ibadah sesuai dengan hukum fiqih walaupun masih sederhana dan sekedarnya saja.

E. Materi Hafalan

Materi hafalan yang diajarkan dalam kelas Diniyah1 meliputi:

Hafalan doa sehari-hari yaitu:

1. Doa untuk kedua orang tua

2. Doa memohon kebaikan dunia dan akhirat

3. Doa mau makan

4. Doa sesudah makan

5. Doa keluar / bepergian dari rumah

6. Doa mau tidur

7. Doa bangun tidur

8. Doa sesudah wudlu

9. Doa sesudah / mendengar adzan

10. Doa masuk masjid

11. Doa keluar masjid

12. Doa syukur nikmat

13. Doa masuk WC

14. Doa keluar WC

Hafalan surat-surat pendek, yaitu meliputi :

1. Surat An Nas

2. Surat Al Falaq

3. Surat Al Ikhlash

4. Surat Al Lahab

5. Surat An Nashr

6. Surat Al Kafirun

7. Surat Al Kautsar

8. Surat Al Ma’un

9. Surat Al Quraisy

10. Surat Al Fiil

11. Surat Al Humazah

12. Surat Al ‘Ashr

13. Surat At Takatsur

14. Surat Al Qori’ah

15. Surat Al ‘Adiyat

16. Surat Al Zilzalah

17. Surat Al Bayyinah

18. Surat Al Qodr

19. Surat Al ‘Alaq

20. Surat At Tin

21. Surat Al Insyirah

22. Surat Ad Dluha

Hafalan bacaan Sholat, meliputi :

1. Lafal niat

2. Doa iftitah

3. Bacaan surat al fatihah

4. Doa ruku’

5. Doa I’tidal

6. Doa Qunut

7. Doa sujud

8. Doa duduk diantara dua sujud

9. Doa Tahiyat

10. Doa sebelum salam

11. Bacaan salam

12. Dzikir ba’da sholat

Hafalan ayat-ayat pilihan ,meliputi :

1. Surat Al Baqarah ayat 1 – 5

2. Surat Al Baqarah ayat 255

3. Surat Al Baqarah ayat 284 – 286

4. Surat Al Isra’ ayat 23 – 27

5. Surat Al Mukminun ayat 1 – 11

6. Surat Luqman ayat 12 – 19

7. Surat At Taubah ayat 128 – 129

8. Surat Al Jum’ah ayat 9 – 11

Kesemua materi pengajaran ini semoga dapat dikuasai dan diamalkan oleh santri sebagai bekal awal dan dasar dalam menapaki kehidupan seorang muslim yang diridloi oleh Allah SWT. Amin.

DINIYAH 2 DAN 3

Materi pengajaran yang ada dikelas ini tidaklah jauh berbeda dengan materi pengajaran di kelas diniyah 1. Pengajaran di kelas Diniyah 2 dan 3 antara lain :

A. Semaan Al Qur’an, menggunakan mushaf Al qur’an biasa.

B. Kajian kitab Tanwirul Qori’

Kitab ini berisikan ilmu Tajwid yang dikemas dalam syair-syair nadloman yang isinya pembahasan ilmu tajwid yang lebih mendalam agar dapat menambah pengetahuan tentang ilmu tajwid sehingga makin meningkatkan kualitas bacaan Al Qur’an dari santri itu sendiri.

C. Kajian kitab Safinatun Najah

Kitab ini merupakan kitab fiqih yang harus dipelajari oleh santri. Pembahasan fiqih dalam kitab ini jauh lebih dalam dan terperinci dari kitab fiqih yang sebelumnya. Kitab ini berisikan antara lain :

  1. Rukun islam
  2. Rukun iman
  3. Pengertian La ilaha illallah
  4. Tanda-tanda baligh
  5. Syarat sahnya istinjak
  6. Fardlunya wudlu
  7. Pengertian niat
  8. Air
  9. Wajib mandi
  10. Fardlu mandi jinabat
  11. Syarat wudlu
  12. Yang membatalkan wudlu
  13. Larangan bagi orang yang batal wudlunya
  14. Sebab-sebab tayamum
  15. Syarat tayamum
  16. Fardlu tayamum
  17. Batalnya tayamum
  18. Benda-benda najis yang bisa suci
  19. Macam-macam najis
  20. Cara mencuci najis
  21. Waktu haid
  22. Uzurnya sholat
  23. Syarat sahnya sholat
  24. Rukun sholat
  25. Tingkatan niat
  26. Syarat takbiratul ihram
  27. Syarat membaca Al Fatihah
  28. Tasydid pada surat Al Fatihah
  29. Sunat mengangkat tangan
  30. Syarat sujud
  31. Anggota sujud
  32. Tasydid dalam bacaan tasyahud / tahiyat
  33. Tasydid dalam bacaan sholawat
  34. Waktu sholat
  35. Haramnya sholat sunah
  36. Saktah dalam sholat
  37. Rukun-rukun yang wajib tuma’ninah
  38. Sebab-sebab disunahkannya sujud sahwi
  39. Sunah ab’ad
  40. Batalnya sholat
  41. Sholat jamaah yang imamnya wajib niat
  42. Syarat menjadi makmum
  43. Contoh contoh imam dan makmum
  44. Syarat jamak takdim
  45. Syarat jamak ta’khir
  46. Syarat mengqashar sholat
  47. Syarat sholat jum’at
  48. Rukun khotbah jum’at
  49. Syarat khotbah jum’at
  50. Kewajiban terhadap mayit
  51. Cara memandikan mayit
  52. Mengkafani mayit
  53. Rukun sholat jenazah
  54. Cara mengubur mayit
  55. Pembongkaran kubur
  56. Hal minta tolong
  57. Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya

Demikian kajian kitab safinatun najah ini agar santri memiliki bekal dalam menjalankan peribadatan kepada Allah SWT.

D. Kajian kitab Alala dan Ta’lim Muta’allim

Kitab Alala ini berupa syair-syair nadloman yang berisikan nasehat-nasehat dari para sahabat Rosulullah dan para Ulama terdahulu yang masyhur untuk bekal kita dalam mengarungi kehidupan ini. Sedangkan kitab Ta’lim Muta’allim merupakan kelanjutan dari kitab Alala, kitab ini disusun dalam bentuk kajian ilmiah yang isinya antara lain :

1. Hakikat ilmu, hukum mencari ilmu dan keutamaannya

2. Niat dalam mencari ilmu

3. Cara memilih ilmu, guru, teman dan ketekunan

4. Cara menghormati ilmu dan guru

5. Kesungguhan dalam mencari ilmu

6. Beristiqomah dan cita-cita yang luhur

7. Ukuran dan urutannya

8. Tawakal

9. Waktu belajar ilmu

10. Saling mengasihi dan saling menasehati

11. Mencari tambahan ilmu pengetahuan yang lain

12. Bersikap wara’ ketika menuntut ilmu

13. Hal-hal yang dapat menguatkan hafalan dan melemahkannya

14. Hal-hal yang mempermudah datangnya rizki, yang dapat memperpanjang dan mengurangi umur

Dengan mempelajari kitab tersebut diharapkan santri menjadi pribadi yang kuat, taat dan santun sehinga dapat menjadi insan yang berkualitas

E.Materi Hafalan

Materi hafalan dalam kelas ini sama dengan materi hafalan di kelas diniyah 1, hanya ada penambahan sedikit, antara lain :

Hafalan doa sehari-hari meliputi :

1. Doa bepergian menggunakan kendaraan

2. Doa kafarotul majlis

Hafalan surat-surat pendek meliputi :

1. Surat Al Lail

2. Surat Asy Syamsiyah

3. Surat Al Balad

4. Surat Al Fajr

5. Surat Al Ghosyiyah

6. Surat Al A’la

Hafalan ayat-ayat pilihan meliputi :

1. Surat Al Kahfi ayat 1 – 10

2. Surat Al Hasyr ayat 21 – 26

Demikianlah materi pengajaran yang Insya Allah akan diberikan dalam proses pembelajaran di madrasah diniyah Raudlatush Shalihin. Mungkin materi pengajaran tersebut jauh dari apa yang diharapkan mengingat begitu luasnya dan dalamnya ilmu agama Islam sebagai suatu kebutuhan mendasar sebagai bekal dalam menghambakan diri kepada Allah SWT yaitu insan muslim yang kaffah dan muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. Semoga apa yang kita kerjakan ini mendapat ridlo dari Allah SWT.

Pengasuh Madrasah

Sugeng Riyadi


Demikianlah sedikit gambaran tentang pembelajaran yang ada di TPQ Miftahul Huda Madrasah Diniyah Salafiyah Roudlotush Sholihin di Nglangak, Kwangen, Gemolong, Sragen, Jawa Tengah